DASAR-DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM TINJAUAN AL QURAN AL HADIST


DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM DALAM TINJAUANAL-QUR’AN DAN AL- HADIST

Abd. Rahman Fasih

Jurusan Tarbiyah dan Adab STAIN Parepare

Email: abdrahmanfasih@stainparepare.ac.id

ABSTRACT

Islamic education is the epistemological bases itself on a certain paradigm in this case is Islam as the main reference. Traditionally the word Islam implies two things: al quran and hadith. The second source is the primary source of epistemic in the construction of Islamic education. This paper has mapped the alQuran and Hadith as an authentic source for the sustainability of Islamic education. This article uses text analysis considering the verses and hadiths are used as justification in establishing its existence. The results showed that there was significant difference between the Islamic and western education system (secular). If the Western education system bases itself only in the framework of rationality, the Islamic educational system basing himself on al quran and hadith.

Keywords: Islamic Education, Al Qur'an, Hadith

ABSTRAK

Pendidikan Islam secara epistemologi mendasarkan dirinya pada paradigma tertentu dalam hal ini adalah Islam sebagai rujukan utama. Secara tradisional kata Islam berimplikasi pada dua hal yaitu al qur‟an dan hadits. Kedua sumber inilah yang menjadi sumber epistemik dalam kontruksi pendidikan Islam. Tulisan ini telah memetakan sumber al qur‟an dan hadits sebagai sumber otentik bagi keberlangsungan pendidikan Islam. Tulisan ini menggunakan analisis teks mengingat ayat dan hadits yang dijadikan justifikasi dalam menetapkan eksistensinya. Hasil kajian menunjukkan bahwa terjadi perbedaan yang signifikan antara sistem pendidikan Islam dan Barat (sekuler). Jika sistem pendidikan Barat mendasarkan dirinya hanya pada kerangka rasionalitas, maka sistem pendidikan Islam mendasarkan dirinya pada al qur‟an dan hadits.

Kata kunci: Pendidikan Islam, Al qur‟an, Hadits

Jurnal Studi Pendidikan Vol XIV | No.1

78 | Abd. Rahman Fasih

PENDAHULUAN

Pada dasarnya, pendidikan Islam merupakan sarana terpenting untuk membawa manusia kepada tujuan hidupnya. Dengan melalui pendidikan akan membawa kehidupan seseorang menjadi suatu pribadi yang mampu berdiri sendiri dan berinteraksi dalam kehidupan bersama dengan orang lain secara konstruktif. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan waktu yang panjang, bahkan telah dilontarkan suatu konsep yang membenarkan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup (wayoflife).1

Hal tersebut didukung oleh potensi yang dibawa manusia sejak lahir, yaitu potensi dapat mendidik (homo educaudum) dan dapat dididik (homo educaudus), yang oleh zakiyah daradjat diistilahkan “manusia sebagai makhluk pedagogik”.2Dengan potensi dalam diri manusia ini maka akan mampu mewujudkan hakikatnya diciptakan sebagai manusia,apalagi bila ditumbuh kembangkan secara optimal. Oleh karena itu, pendidikan bagi umat manusia merupakan suatu keniscayaan dan kebutuhan bukan hanya sebagai pewarisan budaya, tetapi kebutuhan azasi bagi manusia.3

Konsep dasar Islam tentang pendidikan pada hakekatnya merupakan misi awal Rasulullah SAW. Ini sesuai dengan ayat yang pertama diturunkan Allah SWT, melalui wahyu-Nya dimulai dengan yang berarti “bacalah”.4 Urgensi perintah

ini dipahami dengan berulangnya perintah tersebut yang terdapat dalam surah al- Alaq : 1-5, sementara itu obyeknya tidak disebut secara terperinci, sehingga

memberi pengertian bahwa perintah membaca harus dilakukan secara

komprehensif, bukan secara parsial.5 Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam kehidupan umat manusia, karena merupakan faktor utama dalam hal pengembangan potensi sumber daya manusia. Upaya strategis terhadap hal tersebut tidak lain adalah melalui pendidikan. Pendidikan

merupakan salah satu bidang yang mendapat banyak perhatian dari para ilmuwan,

1 Lihat B. Suryo Subroto, Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan, (Cet. II; Jakarta:PT. Rineka Cipta, 1990), h,. 24.

2 Lihat Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Cet. III; Jakarta: Bina Aksara, 1996), h. 16.

3 Lihat M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan

Keluarga, (cet. III; Jakarta: Bulan Bintang, 1997), h. 21.

4Lihat Abd. Rahman Getteng, Pendidikan Islam dalam Pembangunan, (Ujung Pandang: Yayasan al-Ahkam, 1997), h. 25.

5Lihat Arun Asrokah, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Logis, 1999), h. 11.

AL-ISHLAH | Januari – Juni 2016

Dasar-Dasar Pendidikan Islam dalam Tinjauan Al-Qur’an dan Al- Hadist | 79

karena peranannya yang amat strategis dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.6

Melalui proses pendidikan, manusia sebagai inti utama kekhalifahan di bumi yang dilandasi atas dasar fitrah yang melekat pada dirinya.7 Dalam kaitan ini, maka sangat urgen menyorot lebih awal tentang dasar-dasar pendidikan berdasar pada beberapa tinjauan. Dalam persepektif al-Qur‟an sunnah memberikan nilai tawar yang tinggi berkaitan dengan materi atau term tentang kependidikan. Secara filosofis mengarahkan pada pengadopsian terhadap berbagai macam konsep atau istilah yang berasal dari bidang ilmu lain. Dalam tinjauan yuridis formal memberikan batas tinjauan kebijakan yang mengatur pencapaian tujuan pendidikan, sementara dalam perspektif psikologis dan sosiologis akan lebih menekankan pada tataran operasionalisasi kepentingan dalam segala dimensi kehidupan manusia, baik secara kelembagaan maupun non kelembagaan.

PEMBAHASAN

Dasar-Dasar Pendidikan Islam dalam Perspektif Al qur’an dan Hadits

Al-qur‟an yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk kepada umat manusia,8 dalam rangka mengatur hidup dan kehidupannya,9 kehadirannya sebagai petunjuk tidak menjadikanya sebagai satu-satunya alternatif bagi manusia tapi menempatkannya sebagai motivator, agar manusia dapat berpacu secara positif dalam kehidupannya, oleh karena itu wajarlah berbicara tentang kebutuhan-kebutuhan manusia dari segala sektor kehidupan. Dengan demikian ditemukan ayat-ayat al-qur‟an yang berbicara tentang banyak hal yang melengkapi sektor kehidupan manusia.10 Baik petunjuk yang bersifat global maupun yang sudah terperinci,dimana keduanya memerlukan penerimaan imani, disamping memerlukan pendekatan aqli sebagai upaya untuk menfungsikan segala hal yang mengantar manusia kepada tujuan hidup yang lebih baik, termasuk usaha

peningkatan pendidikannya.

6 Lihat Abuddin Nata, Metodologi Study Islam, (Cet. I; Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada,

1999), h. 285.

7Lihat Abdurrahman Shalih Abdullah, Landasan dan Tujuan Pendidikan Menurut al-Qur’an

Serta Implementasinya, ( Cet. I: Bandung: Diponegoro, 1991), h. 67.

8 Lihat QS. Al-Baqarah (2) : 2 & 185.

9 Lihat QS. Hud (11) : 61

10 Ayat-ayat yang dimaksud misalnya, berbicara tentang politik QS. Ali Imran (3) 159, QS. Al- Qalam (68): 36-41; Ekonomi QS. al-taubah (9): 297; Seni QS. al-muzammil (73):4; Hukum QS. al-

Nisa (4): 3, Ilmu pengetahuan QS. al-mujadalah: 11), informasi tentang kehidupan akhirat QS. al- Kahfi (18):49, serta ayat-ayat lain sesuai term yang menjadi fokus kajiannya.

Jurnal Studi Pendidikan Vol XIV | No.1

80 | Abd. Rahman Fasih

RasulullahSAW sebagai al-tarbiyah al-ula’ (pendidik pertama) pada masa awal pertumbuhan Islam telah menjadikan al-qur‟an sebagai dasar pendidikan Islam di samping sunnah beliau sendiri.11Sehingga keberadaan al-qur‟an yang memiliki perbendaharaan yang luas bagi pengembangan peradaban manusia menjadi barometer utama dalam memahami konsep-konsep pendidikan dalam berbagai dimensi, baik dalam tataran kemasyarakatan, moral maupun spiritual, 12 serta material di alam semesta ini.

Ayat-ayat tentang konsep dasar pendidikan Islam tertuang dalam surah al- Alaq : 1-5, sebagai berikut :

Terjemahnya:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah, dan tuhanmulah yang Maha pemurah,yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.13

Dalam ayat-ayat diatas memberikan pemahaman bahwa salah satu tujuan al- qur‟an adalah mendidik manusia melalui metode nalar serta sarat dengan kegiatan membaca, meneliti mempelajari dan observasi, yang biasa dikenal dengan istilah tadabbur. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan Islam harus senantiasa mengacu pada pemahaman konsep dasar bahwa manusia mesti meyakini dirinya sebagai ciptaan Tuhan yang mulia, dan melalui proses keyakinan dan ikhtiar maka manusia akan mendapatkan pola pendidikan yang jelas.

Al-qur‟an sebagai sumber pendidikan, diketahui pula melalui konsep al-qur‟an

itu sendiri. QS. Al-Nahl (16) : 64, sebagai berikut :

Terjemahnya:

11 Lihat Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Cet. II; Jakarta: Kalam Mulia, 1989), h. 13

12 Lihat Saleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, al-Tabiyah wa al-Tawauq al-Tadris, (Mesir: Dar al-Ma‟arif, 1982), h. 33.

13Khadim al-Haramain al-Syarifain, al-Qur’an dan Terjemahnya (Madinah: Mujamma‟ al-Malik

Fahd li Thiba‟at al-Mushaf asy Syarif, t.t.), h. 1079

AL-ISHLAH | Januari – Juni 2016

"

Dasar-Dasar Pendidikan Islam dalam Tinjauan Al-Qur’an dan Al- Hadist | 81

“Dan kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (al-Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”14.

Dalam ayat diatas, terdapat klausa " yang memberi pemaknaan bahwa al-qur‟an sebagai pemberi penjelasan atas berbagai hal yang menjadi sumber perselisihan di kalangan para ilmuan. Artinya dengan berusaha mengetahui dan memahami penggunaan metode yang tepat dan penyampaian yang tepat akan mampu menjadi penengah di antara perbedaan di kalangan para ilmuan, dan menjadikan hatinya untuk tunduk dan patuh atas kebenaran yang dikandungnya.

Sementara dalam ayat-ayat lain memberikan penegasan tentang keterlibatan tuhan dalam proses pencaharian pengetahuan sehingga manusia menjadi terdidik sebagaimana dalam QS. (38): 29, sebagai berikut:

Terjemahnya:

“Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran”15.

Manusia pada dasarnya memiliki faktor utama yang menjadi acuan dalam proses pendidikan. Faktort utama tersebut senantiasa mengiringi dan memberikan watak tersendiri bagi seseorang. Sulit dipungkiri bahwa faktor keturunan atau pembawaan memiliki pengaruh dalam pembentukan kepribadian seseorang. Dalam hal ini, meskipun tidak menentukan bahwa faktor keturunan (pembawaan) dan lingkungan sebagai faktor pokok yang mempengaruhi pertumbuhan manusia, namun tidak kurang sumber-sumber yang menerangkan dan mengakui kedua faktor ini dalam pertumbuhan watak dan tingkah laku. Diantaranya terdapat dalam QS. al- nahl (16): 78;

14 Ibid, h. 411

15Ibid, h. 736

Jurnal Studi Pendidikan Vol XIV | No.1

82 | Abd. Rahman Fasih

Terjemahnya:

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.16

Kemudian dalam surah QS. al-Insan (76): 2, Allah berfirman :

Terjemahnya:

“Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampuryang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), Karena itu kami jadikan dia mendengar dan Melihat”17.

Kedua ayat diatas, menjelaskan bahwa pendengaran, penglihatan dan hati dalam ayat di atas adalah pembawaan manusia sejak lahir, semua unsur pembawaan ini dapat mempengaruhi kebodohan manusia itu, dalam hal ini membuat manusia menjadi berpengetahuan atau berpendidikan.18 Dengan demikian semakin jelas bahwa pendidikan Islam akan mencapai sasaran yang tepat apabila manusia memiliki pembawaan yang baik, meskipun hal itu tidak semuanya menjamin.

Selain al-Qur‟an, al-Hadis19 berfungsi sebagai bayan al-tafsildan bayan al- takhsis terhadap al-qur‟an. Al-Hadist juga memberikan landasan yang jelas tentang

16Ibid, h. 413.

17Ibid., h. 1003.

18Al-Maududi menjelaskan tentang fungsi-fungsi pendengaran, penglihatan dan hati tersebut sebagai sarana pendidikan yang harus dimanfaatkan oleh manusia. Karena pendengaran merupakan

pemeliharaan pengetahuan yang diperoleh dari orang lain. Penglihatan merupakan pengembangan pengetahuan dengan hasil observasi dan penelitian yang berkaitan dengannya. Hati merupakan sarana

membersihkan jiwa pengetahuan dari kotoran dan noda sehingga lahirlah pengetahuan yang murni. Jika ketiga pengetahuan ini dipadukan maka terciptalah pengetahuan yang sesuai apa yang dikaruniakan Allah kepada manusia yang hanya dengan pengetahua itulah manusia mampu mengatasi

dan menundukkan makhluk lain agar tunduk pada kehendaknya. Lihat Abdurrahman al-Nahlawi, Ashul al-Tarbiyyah Islamiyyah wa Asalibiha Fi al-Baiti wa al-Madrasah wa al-Mujtama’, Diterjemahkan Oleh Shihabuddin dengan judul, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat. Cet. 1 (Jakarta : Gema Insani Press, 1995), h. 42.

19 Hadis atau Sunnah sebagai dasar dan sumber kurikulum al-qur‟an, secara harfiyah pada umumny berarti jalan, metode, dan program. Menurut istilah adalah sejumlah perkara yang dijelaskan melalui sanad, (berdasarkan tingkat akurasi periwayatannya) dan tingkat kualitas hadis tersebut baik berupa perkataan, perbuatan atau perilakunya, sifat pengakuannya, larangannya, hal yang disukai dan

dibenci, dan seluruh dimensi kehidupan Nabi saw. Lihat Abd. Rahamn al-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah dan Masyarakat, (Cet. II; Jakarta Gema Insani Press, 1995), h. 31.

AL-ISHLAH | Januari – Juni 2016

Dasar-Dasar Pendidikan Islam dalam Tinjauan Al-Qur’an dan Al- Hadist | 83

pola dasar pendidikan Islam. Eksistensi al-sunnah merupakan sumber inspirasi ilmu pengetahuan yang berisikan keputusan dan penjelasan nabi dari pesan-oesan ilahiyah yang tidak secara terperinci disebutkan dalam al-Qur‟an.

Sejalan dengan konsep di atas, al-Qur‟an (QS. al-Ahzab (33): 21, menjelaskan sebagai berikut:

Terjemahnya:

“Sungguh di dalam diri Rasulullah itu kamu bisa mendapatkan suri tauladan yang baik, barangsiapa yang menjadikan Allah dan hari akhirat sebagai kepercayaan segalanya maka hendaklah banyak menyebut nama Allah sebanyak-banyaknya”20.

Nabi memperaktekkan sikap dan amal baik kepada istri dan para sahabatnya, dan seterusnya memperaktekkan pula seperti yang dipraktekkan Nabi dan mengajarkan pula kepada orang lain. Dalam konteks ini sangat jelas adanya pola yang sejalan dengan system keberhasilan pembelajaran yang diharapkan. Baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat yang lebih luas. Persoalan Sunnah nabi sebagai pengejawantahan nilai-nilai Qur‟any merupakan warisan yang tidak lagi diragukan keabsahannya dalam mengatur manusia paripurna. Yang tentu

keduanya sebagai dasar pokok. Sebagaimana sabdanya :

Artinya :

“Aku tinggalkan kepadamu dua perkara yang tidak akan menyesatkanmu selama-lamanya, selama kamu masih berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitabullah dan sunnah rasulullah”22

Sejalan dengan nash al-qur‟an yang telah dikemukakan, khususnya tentang pola pembinaan, pendidikan yang paripurna (insan kamil), di awali di lingkungan keluarga. Betapa besar pengaruh lingkungan dan pendidikan terhadap

perkembangan anak, ini dapat dipahami daru hadis Rasulullah saw, yang berbunyi :

20 Ibid, h. 670

21Imam Malik bin Anas, al-Muwathta’ , (Juz II, Cet.III, Caro: Dar al-Hadist, th 1997 M/1418 H), h. 686.

22 Terjemahan penulis

Jurnal Studi Pendidikan Vol XIV | No.1

84 | Abd. Rahman Fasih

23

Artinya :

"Tiap-tiap bayi dilahirkan itu dalam keadaan fitrah, hanya kedua orang tuanyalah yang menyebabkan ia menjadi Yahudi, Nahsrani, atau Majusi".24

Melalui hadist di atas, jelas bahwa Islam mengakui faktor keturunan (bakat, pembawaan) dan faktor lingkungan (pengalaman dan pendidikan) mempengaruhi perkembangan pendidikan anak. Oleh karena itu, salah satu dasar yang mesti diperpegangi adalah memberikan kesetaraan pendidikan bagi anak.

Salah satu hadist yang menggambarkan demikian, sebagai berikut :

25

Artinya:

“Dari al-Nu‟man bin Basyir ra. Ia berkata” saya telah diberi suatu pemberian oleh ayah saya, tetapi ibu saya „Amrah binti Rawahah tidak merestuinya, sehingga pemberian itu dipersaksikan kepada Rasulullah saw. Kemudian ayah saya menghadap kepada Rasulullah dan berkata: “sesungguhnya saya telah memberi anak saya yang mana dari amrah binti rawahah sebagai suatu pemberian. Lalu ia (Amrah) menyuruh saya untuk mempersaksikan pemberian saya tersebut ke hadapan anda (Rasulullah). Lalu Rasulullah menjawab : apakah kamu memberi semua anakmu seperti yang kamu lakukan kepada anakmu yang lain ? lalu ayah saya menjawab : tidak. Beliaupun bersabda: maka bertakwalah kamu kepada Allah dan berbuat adillah terhadap anak-

anakmu”.26

23 Lihat Mustafa Muhammad Ammarah, Jawahir al-Bukhori Wa Syarhu al-Qasthahany, (Mesir:

Maktabah Tijariyyah Kubro‟, 1963), h. 152

24 Terjemahan Penulis.

25Lihat Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim al-Bukhari, Shahih al-Bukhari juz. II (Beirut: dar al-Fikr, t.th), h. 90 dan lihat pula al-Imam abi al-Husain Muslim bin Hajjaj al-Qusyary al-

Naisabury, Shahih Muslim, Juz III (Beirut : dar al-Fikr, t.th), h. 1242-1243.

26Terjemahan Penulis.

AL-ISHLAH | Januari – Juni 2016

Dasar-Dasar Pendidikan Islam dalam Tinjauan Al-Qur’an dan Al- Hadist | 85

Hadis di atas mengandung informasi tentang pentingnya prinsip kesetaraan dalam pendidikan anak ditegakkan, karena hal itu merupakan ajaran yang asasi dalam Islam. Demikian pula memberikan petunjuk bahwa keadilan dalam Islam adalah bersifat unversal, yang mencaakup segala dimensi sosial manusia, terutama di lingkungan keluarga itu sendiri.27

Manusia sejak berada di dunia mulai dari dalam kandungan, kemudian lahir dan seterusnya menjadi dewasa sampai umur tua, mengalami perkembangan, sebagai proses interaksi antara dua faktor yaitu potensi-potensi yang terkandung dalam diri anak (atau faktor pembawaan) dan faktor lingkungannya.

Dalam pembawaan tersimpan faktor-faktor fisiologis-biologis serta psikologis spiritual. Demikian pula faktor-faktor yang berasal dari lingkungan. Kedua faktor ini berinteraksi antara satu sama lain yang menghasilkan perkembangan sebagai resultante (hasil).28

SIMPULAN

Adapun dalam al-Qur‟an disebutkan ayat-ayat tentang pendidikan antara lain:





Sedangkan dalam al-Hadist dijelaskan sebagai berikut:



27 Lihat Syuhudi Ismail, Hadis Nabi Yang Tekstual dan Kontekstual Tela’ah Ma’ani Hadis

Tentang Ajaran Islam Yang Universal, Temporal dan Lokal (Cet. I; Jakarta: Bulan Bintang, 1994), h.

27-28.

28 Lihat, Sikun Pribadi, Mutiara-Mutiara Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 1987), h. 31

Jurnal Studi Pendidikan Vol XIV | No.1

86 | Abd. Rahman Fasih



Konsep dasar-dasar pendidikan Islam dalam perspektif al-qur‟an adalah mendidik manusia melalui metode nalar serta sarat dengan kegiatan membaca, meneliti mempelajari dan observasi, yang biasa dikenal dengan istilah tadabbur, dan merupakan misi awal Rasulullah SAW sesuai dengan ayat yang pertama diturunkan Allah SWT, melalui wahyu-Nya dimulai dengan yang berarti bacalah, urgensi perintah ini dipahami dengan berulang-ulangnya perintah tersebut (QS. al-Alaq : 1-5), perintah membaca harus dilakukan secara komfrehensif, bukan secara parsial. Al-Qur‟an jugamemberikan penegasan keterlibatan Tuhan dalam proses pencaharian pengetahuan sehingga manusia menjadi terdidik sebagaimana dalam QS. (38): 29.

Demikian pula halnya dengan sunnah rasul menjadi suri tauladan dalam menyikapi berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan Islam.Islam mengakui faktor keturunan (bakat, pembawaan) dan faktor lingkungan (pengalaman dan pendidikan) mempengaruhi perkembangan pendidikan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Getteng,Abd. Rahman.1997. Pendidikan Islam dalam Pembangunan. Ujung

Pandang: Yayasan al-Ahkam.

al-Nahlawi,Abdurrahman.1995. Ashul al-Tarbiyyah Islamiyyah wa Asalibiha Fi al- Baiti wa al-Madrasah wa al-Mujtama’, Diterjemahkan Oleh Shihabuddin dengan judul, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat. Cet. 1. Jakarta: Gema Insani Press.

Abdullah,Abdurrahman Shalih.Landasan dan Tujuan Pendidikan Menurut al-

Qur’an Serta Implementasinya. Cet. I. Bandung: Diponegoro. Nata,Abuddin.1999. Metodologi Studi Islam. Cet. I. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1999.

Marimba,Ahmad D. 1981. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Cet. V. Bandung:

al-Ma‟arif.

Asrohah,Arun.1999. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Logis.

AL-ISHLAH | Januari – Juni 2016

Dasar-Dasar Pendidikan Islam dalam Tinjauan Al-Qur’an dan Al- Hadist | 87

Subroto,B Suryo.1990. Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan. Cet. II.

Jakarta:PT. Rineka Cipta.

al-Syarifain,Khadim al-Haramain.al-Qur’an dan Terjemahnya. Madinah:

Mujamma‟ al-Malik Fahd li Thiba‟at al-Mush-haf asy Syarif, t.t.

Arifin,M. 1997. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan

Sekolah dan Keluarga.Cet. III. Jakarta: Bulan Bintang.

Anas,Malik bin,1997. al-Muwaththa’.Jilid II.Cet III. Cairo: Dar al Hadist. Ammarah,Mustafa Muhammad.1963. Jawahir al-Bukhori Wa Syarhu al-

Qasthahany. Mesir: Maktabah Tijariyyah Kubro‟.

Aziz,Saleh Abdul dan Abdul Aziz Majid. 1982.al-Tabiyah wa al-Tawauq al- Tadris. Mesir: Dar al-Ma‟arif.

Sinar Trafika.1992. UU Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta: Radar Jaya. Pribadi,Sikun.1987. Mutiara-Mutiara Pendidikan. Jakarta: Erlangga. Ismail,Syuhudi.1994. Hadis Nabi Yang Tekstual dan Kontekstual Tela’ah Ma’ani

Hadis Tentang Ajaran Islam Yang Universal, Temporal dan Lokal. Cet. I. Jakarta: Bulan Bintang.

Daradjat,Zakiah.1996. Ilmu Pendidikan Islam. Cet. III. Jakarta: Bina Aksara.

DASAR-DASAR PENDIDIKAN ISLAM DALAM TINJAUANAL-QUR’AN DAN AL- HADIST

Abd. Rahman Fasih

Jurusan Tarbiyah dan Adab STAIN Parepare

Email: abdrahmanfasih@stainparepare.ac.id

ABSTRACT

Islamic education is the epistemological bases itself on a certain paradigm in this case is Islam as the main reference. Traditionally the word Islam implies two things: al quran and hadith. The second source is the primary source of epistemic in the construction of Islamic education. This paper has mapped the alQuran and Hadith as an authentic source for the sustainability of Islamic education. This article uses text analysis considering the verses and hadiths are used as justification in establishing its existence. The results showed that there was significant difference between the Islamic and western education system (secular). If the Western education system bases itself only in the framework of rationality, the Islamic educational system basing himself on al quran and hadith.

Keywords: Islamic Education, Al Qur'an, Hadith

ABSTRAK

Pendidikan Islam secara epistemologi mendasarkan dirinya pada paradigma tertentu dalam hal ini adalah Islam sebagai rujukan utama. Secara tradisional kata Islam berimplikasi pada dua hal yaitu al qur‟an dan hadits. Kedua sumber inilah yang menjadi sumber epistemik dalam kontruksi pendidikan Islam. Tulisan ini telah memetakan sumber al qur‟an dan hadits sebagai sumber otentik bagi keberlangsungan pendidikan Islam. Tulisan ini menggunakan analisis teks mengingat ayat dan hadits yang dijadikan justifikasi dalam menetapkan eksistensinya. Hasil kajian menunjukkan bahwa terjadi perbedaan yang signifikan antara sistem pendidikan Islam dan Barat (sekuler). Jika sistem pendidikan Barat mendasarkan dirinya hanya pada kerangka rasionalitas, maka sistem pendidikan Islam mendasarkan dirinya pada al qur‟an dan hadits.

Kata kunci: Pendidikan Islam, Al qur‟an, Hadits

Jurnal Studi Pendidikan Vol XIV | No.1

78 | Abd. Rahman Fasih

PENDAHULUAN

Pada dasarnya, pendidikan Islam merupakan sarana terpenting untuk membawa manusia kepada tujuan hidupnya. Dengan melalui pendidikan akan membawa kehidupan seseorang menjadi suatu pribadi yang mampu berdiri sendiri dan berinteraksi dalam kehidupan bersama dengan orang lain secara konstruktif. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan waktu yang panjang, bahkan telah dilontarkan suatu konsep yang membenarkan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup (wayoflife).1

Hal tersebut didukung oleh potensi yang dibawa manusia sejak lahir, yaitu potensi dapat mendidik (homo educaudum) dan dapat dididik (homo educaudus), yang oleh zakiyah daradjat diistilahkan “manusia sebagai makhluk pedagogik”.2Dengan potensi dalam diri manusia ini maka akan mampu mewujudkan hakikatnya diciptakan sebagai manusia,apalagi bila ditumbuh kembangkan secara optimal. Oleh karena itu, pendidikan bagi umat manusia merupakan suatu keniscayaan dan kebutuhan bukan hanya sebagai pewarisan budaya, tetapi kebutuhan azasi bagi manusia.3

Konsep dasar Islam tentang pendidikan pada hakekatnya merupakan misi awal Rasulullah SAW. Ini sesuai dengan ayat yang pertama diturunkan Allah SWT, melalui wahyu-Nya dimulai dengan yang berarti “bacalah”.4 Urgensi perintah

ini dipahami dengan berulangnya perintah tersebut yang terdapat dalam surah al- Alaq : 1-5, sementara itu obyeknya tidak disebut secara terperinci, sehingga

memberi pengertian bahwa perintah membaca harus dilakukan secara

komprehensif, bukan secara parsial.5 Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam kehidupan umat manusia, karena merupakan faktor utama dalam hal pengembangan potensi sumber daya manusia. Upaya strategis terhadap hal tersebut tidak lain adalah melalui pendidikan. Pendidikan

merupakan salah satu bidang yang mendapat banyak perhatian dari para ilmuwan,

1 Lihat B. Suryo Subroto, Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan, (Cet. II; Jakarta:PT. Rineka Cipta, 1990), h,. 24.

2 Lihat Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Cet. III; Jakarta: Bina Aksara, 1996), h. 16.

3 Lihat M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan

Keluarga, (cet. III; Jakarta: Bulan Bintang, 1997), h. 21.

4Lihat Abd. Rahman Getteng, Pendidikan Islam dalam Pembangunan, (Ujung Pandang: Yayasan al-Ahkam, 1997), h. 25.

5Lihat Arun Asrokah, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Logis, 1999), h. 11.

AL-ISHLAH | Januari – Juni 2016

Dasar-Dasar Pendidikan Islam dalam Tinjauan Al-Qur’an dan Al- Hadist | 79

karena peranannya yang amat strategis dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.6

Melalui proses pendidikan, manusia sebagai inti utama kekhalifahan di bumi yang dilandasi atas dasar fitrah yang melekat pada dirinya.7 Dalam kaitan ini, maka sangat urgen menyorot lebih awal tentang dasar-dasar pendidikan berdasar pada beberapa tinjauan. Dalam persepektif al-Qur‟an sunnah memberikan nilai tawar yang tinggi berkaitan dengan materi atau term tentang kependidikan. Secara filosofis mengarahkan pada pengadopsian terhadap berbagai macam konsep atau istilah yang berasal dari bidang ilmu lain. Dalam tinjauan yuridis formal memberikan batas tinjauan kebijakan yang mengatur pencapaian tujuan pendidikan, sementara dalam perspektif psikologis dan sosiologis akan lebih menekankan pada tataran operasionalisasi kepentingan dalam segala dimensi kehidupan manusia, baik secara kelembagaan maupun non kelembagaan.

PEMBAHASAN

Dasar-Dasar Pendidikan Islam dalam Perspektif Al qur’an dan Hadits

Al-qur‟an yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk kepada umat manusia,8 dalam rangka mengatur hidup dan kehidupannya,9 kehadirannya sebagai petunjuk tidak menjadikanya sebagai satu-satunya alternatif bagi manusia tapi menempatkannya sebagai motivator, agar manusia dapat berpacu secara positif dalam kehidupannya, oleh karena itu wajarlah berbicara tentang kebutuhan-kebutuhan manusia dari segala sektor kehidupan. Dengan demikian ditemukan ayat-ayat al-qur‟an yang berbicara tentang banyak hal yang melengkapi sektor kehidupan manusia.10 Baik petunjuk yang bersifat global maupun yang sudah terperinci,dimana keduanya memerlukan penerimaan imani, disamping memerlukan pendekatan aqli sebagai upaya untuk menfungsikan segala hal yang mengantar manusia kepada tujuan hidup yang lebih baik, termasuk usaha

peningkatan pendidikannya.

6 Lihat Abuddin Nata, Metodologi Study Islam, (Cet. I; Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada,

1999), h. 285.

7Lihat Abdurrahman Shalih Abdullah, Landasan dan Tujuan Pendidikan Menurut al-Qur’an

Serta Implementasinya, ( Cet. I: Bandung: Diponegoro, 1991), h. 67.

8 Lihat QS. Al-Baqarah (2) : 2 & 185.

9 Lihat QS. Hud (11) : 61

10 Ayat-ayat yang dimaksud misalnya, berbicara tentang politik QS. Ali Imran (3) 159, QS. Al- Qalam (68): 36-41; Ekonomi QS. al-taubah (9): 297; Seni QS. al-muzammil (73):4; Hukum QS. al-

Nisa (4): 3, Ilmu pengetahuan QS. al-mujadalah: 11), informasi tentang kehidupan akhirat QS. al- Kahfi (18):49, serta ayat-ayat lain sesuai term yang menjadi fokus kajiannya.

Jurnal Studi Pendidikan Vol XIV | No.1

80 | Abd. Rahman Fasih

RasulullahSAW sebagai al-tarbiyah al-ula’ (pendidik pertama) pada masa awal pertumbuhan Islam telah menjadikan al-qur‟an sebagai dasar pendidikan Islam di samping sunnah beliau sendiri.11Sehingga keberadaan al-qur‟an yang memiliki perbendaharaan yang luas bagi pengembangan peradaban manusia menjadi barometer utama dalam memahami konsep-konsep pendidikan dalam berbagai dimensi, baik dalam tataran kemasyarakatan, moral maupun spiritual, 12 serta material di alam semesta ini.

Ayat-ayat tentang konsep dasar pendidikan Islam tertuang dalam surah al- Alaq : 1-5, sebagai berikut :

Terjemahnya:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah, dan tuhanmulah yang Maha pemurah,yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.13

Dalam ayat-ayat diatas memberikan pemahaman bahwa salah satu tujuan al- qur‟an adalah mendidik manusia melalui metode nalar serta sarat dengan kegiatan membaca, meneliti mempelajari dan observasi, yang biasa dikenal dengan istilah tadabbur. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan Islam harus senantiasa mengacu pada pemahaman konsep dasar bahwa manusia mesti meyakini dirinya sebagai ciptaan Tuhan yang mulia, dan melalui proses keyakinan dan ikhtiar maka manusia akan mendapatkan pola pendidikan yang jelas.

Al-qur‟an sebagai sumber pendidikan, diketahui pula melalui konsep al-qur‟an

itu sendiri. QS. Al-Nahl (16) : 64, sebagai berikut :

Terjemahnya:

11 Lihat Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Cet. II; Jakarta: Kalam Mulia, 1989), h. 13

12 Lihat Saleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Majid, al-Tabiyah wa al-Tawauq al-Tadris, (Mesir: Dar al-Ma‟arif, 1982), h. 33.

13Khadim al-Haramain al-Syarifain, al-Qur’an dan Terjemahnya (Madinah: Mujamma‟ al-Malik

Fahd li Thiba‟at al-Mushaf asy Syarif, t.t.), h. 1079

AL-ISHLAH | Januari – Juni 2016

"

Dasar-Dasar Pendidikan Islam dalam Tinjauan Al-Qur’an dan Al- Hadist | 81

“Dan kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (al-Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”14.

Dalam ayat diatas, terdapat klausa " yang memberi pemaknaan bahwa al-qur‟an sebagai pemberi penjelasan atas berbagai hal yang menjadi sumber perselisihan di kalangan para ilmuan. Artinya dengan berusaha mengetahui dan memahami penggunaan metode yang tepat dan penyampaian yang tepat akan mampu menjadi penengah di antara perbedaan di kalangan para ilmuan, dan menjadikan hatinya untuk tunduk dan patuh atas kebenaran yang dikandungnya.

Sementara dalam ayat-ayat lain memberikan penegasan tentang keterlibatan tuhan dalam proses pencaharian pengetahuan sehingga manusia menjadi terdidik sebagaimana dalam QS. (38): 29, sebagai berikut:

Terjemahnya:

“Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran”15.

Manusia pada dasarnya memiliki faktor utama yang menjadi acuan dalam proses pendidikan. Faktort utama tersebut senantiasa mengiringi dan memberikan watak tersendiri bagi seseorang. Sulit dipungkiri bahwa faktor keturunan atau pembawaan memiliki pengaruh dalam pembentukan kepribadian seseorang. Dalam hal ini, meskipun tidak menentukan bahwa faktor keturunan (pembawaan) dan lingkungan sebagai faktor pokok yang mempengaruhi pertumbuhan manusia, namun tidak kurang sumber-sumber yang menerangkan dan mengakui kedua faktor ini dalam pertumbuhan watak dan tingkah laku. Diantaranya terdapat dalam QS. al- nahl (16): 78;

14 Ibid, h. 411

15Ibid, h. 736

Jurnal Studi Pendidikan Vol XIV | No.1

82 | Abd. Rahman Fasih

Terjemahnya:

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.16

Kemudian dalam surah QS. al-Insan (76): 2, Allah berfirman :

Terjemahnya:

“Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampuryang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), Karena itu kami jadikan dia mendengar dan Melihat”17.

Kedua ayat diatas, menjelaskan bahwa pendengaran, penglihatan dan hati dalam ayat di atas adalah pembawaan manusia sejak lahir, semua unsur pembawaan ini dapat mempengaruhi kebodohan manusia itu, dalam hal ini membuat manusia menjadi berpengetahuan atau berpendidikan.18 Dengan demikian semakin jelas bahwa pendidikan Islam akan mencapai sasaran yang tepat apabila manusia memiliki pembawaan yang baik, meskipun hal itu tidak semuanya menjamin.

Selain al-Qur‟an, al-Hadis19 berfungsi sebagai bayan al-tafsildan bayan al- takhsis terhadap al-qur‟an. Al-Hadist juga memberikan landasan yang jelas tentang

16Ibid, h. 413.

17Ibid., h. 1003.

18Al-Maududi menjelaskan tentang fungsi-fungsi pendengaran, penglihatan dan hati tersebut sebagai sarana pendidikan yang harus dimanfaatkan oleh manusia. Karena pendengaran merupakan

pemeliharaan pengetahuan yang diperoleh dari orang lain. Penglihatan merupakan pengembangan pengetahuan dengan hasil observasi dan penelitian yang berkaitan dengannya. Hati merupakan sarana

membersihkan jiwa pengetahuan dari kotoran dan noda sehingga lahirlah pengetahuan yang murni. Jika ketiga pengetahuan ini dipadukan maka terciptalah pengetahuan yang sesuai apa yang dikaruniakan Allah kepada manusia yang hanya dengan pengetahua itulah manusia mampu mengatasi

dan menundukkan makhluk lain agar tunduk pada kehendaknya. Lihat Abdurrahman al-Nahlawi, Ashul al-Tarbiyyah Islamiyyah wa Asalibiha Fi al-Baiti wa al-Madrasah wa al-Mujtama’, Diterjemahkan Oleh Shihabuddin dengan judul, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat. Cet. 1 (Jakarta : Gema Insani Press, 1995), h. 42.

19 Hadis atau Sunnah sebagai dasar dan sumber kurikulum al-qur‟an, secara harfiyah pada umumny berarti jalan, metode, dan program. Menurut istilah adalah sejumlah perkara yang dijelaskan melalui sanad, (berdasarkan tingkat akurasi periwayatannya) dan tingkat kualitas hadis tersebut baik berupa perkataan, perbuatan atau perilakunya, sifat pengakuannya, larangannya, hal yang disukai dan

dibenci, dan seluruh dimensi kehidupan Nabi saw. Lihat Abd. Rahamn al-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah dan Masyarakat, (Cet. II; Jakarta Gema Insani Press, 1995), h. 31.

AL-ISHLAH | Januari – Juni 2016

Dasar-Dasar Pendidikan Islam dalam Tinjauan Al-Qur’an dan Al- Hadist | 83

pola dasar pendidikan Islam. Eksistensi al-sunnah merupakan sumber inspirasi ilmu pengetahuan yang berisikan keputusan dan penjelasan nabi dari pesan-oesan ilahiyah yang tidak secara terperinci disebutkan dalam al-Qur‟an.

Sejalan dengan konsep di atas, al-Qur‟an (QS. al-Ahzab (33): 21, menjelaskan sebagai berikut:

Terjemahnya:

“Sungguh di dalam diri Rasulullah itu kamu bisa mendapatkan suri tauladan yang baik, barangsiapa yang menjadikan Allah dan hari akhirat sebagai kepercayaan segalanya maka hendaklah banyak menyebut nama Allah sebanyak-banyaknya”20.

Nabi memperaktekkan sikap dan amal baik kepada istri dan para sahabatnya, dan seterusnya memperaktekkan pula seperti yang dipraktekkan Nabi dan mengajarkan pula kepada orang lain. Dalam konteks ini sangat jelas adanya pola yang sejalan dengan system keberhasilan pembelajaran yang diharapkan. Baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat yang lebih luas. Persoalan Sunnah nabi sebagai pengejawantahan nilai-nilai Qur‟any merupakan warisan yang tidak lagi diragukan keabsahannya dalam mengatur manusia paripurna. Yang tentu

keduanya sebagai dasar pokok. Sebagaimana sabdanya :

Artinya :

“Aku tinggalkan kepadamu dua perkara yang tidak akan menyesatkanmu selama-lamanya, selama kamu masih berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitabullah dan sunnah rasulullah”22

Sejalan dengan nash al-qur‟an yang telah dikemukakan, khususnya tentang pola pembinaan, pendidikan yang paripurna (insan kamil), di awali di lingkungan keluarga. Betapa besar pengaruh lingkungan dan pendidikan terhadap

perkembangan anak, ini dapat dipahami daru hadis Rasulullah saw, yang berbunyi :

20 Ibid, h. 670

21Imam Malik bin Anas, al-Muwathta’ , (Juz II, Cet.III, Caro: Dar al-Hadist, th 1997 M/1418 H), h. 686.

22 Terjemahan penulis

Jurnal Studi Pendidikan Vol XIV | No.1

84 | Abd. Rahman Fasih

23

Artinya :

"Tiap-tiap bayi dilahirkan itu dalam keadaan fitrah, hanya kedua orang tuanyalah yang menyebabkan ia menjadi Yahudi, Nahsrani, atau Majusi".24

Melalui hadist di atas, jelas bahwa Islam mengakui faktor keturunan (bakat, pembawaan) dan faktor lingkungan (pengalaman dan pendidikan) mempengaruhi perkembangan pendidikan anak. Oleh karena itu, salah satu dasar yang mesti diperpegangi adalah memberikan kesetaraan pendidikan bagi anak.

Salah satu hadist yang menggambarkan demikian, sebagai berikut :

25

Artinya:

“Dari al-Nu‟man bin Basyir ra. Ia berkata” saya telah diberi suatu pemberian oleh ayah saya, tetapi ibu saya „Amrah binti Rawahah tidak merestuinya, sehingga pemberian itu dipersaksikan kepada Rasulullah saw. Kemudian ayah saya menghadap kepada Rasulullah dan berkata: “sesungguhnya saya telah memberi anak saya yang mana dari amrah binti rawahah sebagai suatu pemberian. Lalu ia (Amrah) menyuruh saya untuk mempersaksikan pemberian saya tersebut ke hadapan anda (Rasulullah). Lalu Rasulullah menjawab : apakah kamu memberi semua anakmu seperti yang kamu lakukan kepada anakmu yang lain ? lalu ayah saya menjawab : tidak. Beliaupun bersabda: maka bertakwalah kamu kepada Allah dan berbuat adillah terhadap anak-

anakmu”.26

23 Lihat Mustafa Muhammad Ammarah, Jawahir al-Bukhori Wa Syarhu al-Qasthahany, (Mesir:

Maktabah Tijariyyah Kubro‟, 1963), h. 152

24 Terjemahan Penulis.

25Lihat Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim al-Bukhari, Shahih al-Bukhari juz. II (Beirut: dar al-Fikr, t.th), h. 90 dan lihat pula al-Imam abi al-Husain Muslim bin Hajjaj al-Qusyary al-

Naisabury, Shahih Muslim, Juz III (Beirut : dar al-Fikr, t.th), h. 1242-1243.

26Terjemahan Penulis.

AL-ISHLAH | Januari – Juni 2016

Dasar-Dasar Pendidikan Islam dalam Tinjauan Al-Qur’an dan Al- Hadist | 85

Hadis di atas mengandung informasi tentang pentingnya prinsip kesetaraan dalam pendidikan anak ditegakkan, karena hal itu merupakan ajaran yang asasi dalam Islam. Demikian pula memberikan petunjuk bahwa keadilan dalam Islam adalah bersifat unversal, yang mencaakup segala dimensi sosial manusia, terutama di lingkungan keluarga itu sendiri.27

Manusia sejak berada di dunia mulai dari dalam kandungan, kemudian lahir dan seterusnya menjadi dewasa sampai umur tua, mengalami perkembangan, sebagai proses interaksi antara dua faktor yaitu potensi-potensi yang terkandung dalam diri anak (atau faktor pembawaan) dan faktor lingkungannya.

Dalam pembawaan tersimpan faktor-faktor fisiologis-biologis serta psikologis spiritual. Demikian pula faktor-faktor yang berasal dari lingkungan. Kedua faktor ini berinteraksi antara satu sama lain yang menghasilkan perkembangan sebagai resultante (hasil).28

SIMPULAN

Adapun dalam al-Qur‟an disebutkan ayat-ayat tentang pendidikan antara lain:





Sedangkan dalam al-Hadist dijelaskan sebagai berikut:



27 Lihat Syuhudi Ismail, Hadis Nabi Yang Tekstual dan Kontekstual Tela’ah Ma’ani Hadis

Tentang Ajaran Islam Yang Universal, Temporal dan Lokal (Cet. I; Jakarta: Bulan Bintang, 1994), h.

27-28.

28 Lihat, Sikun Pribadi, Mutiara-Mutiara Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 1987), h. 31

Jurnal Studi Pendidikan Vol XIV | No.1

86 | Abd. Rahman Fasih



Konsep dasar-dasar pendidikan Islam dalam perspektif al-qur‟an adalah mendidik manusia melalui metode nalar serta sarat dengan kegiatan membaca, meneliti mempelajari dan observasi, yang biasa dikenal dengan istilah tadabbur, dan merupakan misi awal Rasulullah SAW sesuai dengan ayat yang pertama diturunkan Allah SWT, melalui wahyu-Nya dimulai dengan yang berarti bacalah, urgensi perintah ini dipahami dengan berulang-ulangnya perintah tersebut (QS. al-Alaq : 1-5), perintah membaca harus dilakukan secara komfrehensif, bukan secara parsial. Al-Qur‟an jugamemberikan penegasan keterlibatan Tuhan dalam proses pencaharian pengetahuan sehingga manusia menjadi terdidik sebagaimana dalam QS. (38): 29.

Demikian pula halnya dengan sunnah rasul menjadi suri tauladan dalam menyikapi berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan Islam.Islam mengakui faktor keturunan (bakat, pembawaan) dan faktor lingkungan (pengalaman dan pendidikan) mempengaruhi perkembangan pendidikan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Getteng,Abd. Rahman.1997. Pendidikan Islam dalam Pembangunan. Ujung

Pandang: Yayasan al-Ahkam.

al-Nahlawi,Abdurrahman.1995. Ashul al-Tarbiyyah Islamiyyah wa Asalibiha Fi al- Baiti wa al-Madrasah wa al-Mujtama’, Diterjemahkan Oleh Shihabuddin dengan judul, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat. Cet. 1. Jakarta: Gema Insani Press.

Abdullah,Abdurrahman Shalih.Landasan dan Tujuan Pendidikan Menurut al-

Qur’an Serta Implementasinya. Cet. I. Bandung: Diponegoro. Nata,Abuddin.1999. Metodologi Studi Islam. Cet. I. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1999.

Marimba,Ahmad D. 1981. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Cet. V. Bandung:

al-Ma‟arif.

Asrohah,Arun.1999. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Logis.

AL-ISHLAH | Januari – Juni 2016

Dasar-Dasar Pendidikan Islam dalam Tinjauan Al-Qur’an dan Al- Hadist | 87

Subroto,B Suryo.1990. Beberapa Aspek Dasar-Dasar Kependidikan. Cet. II.

Jakarta:PT. Rineka Cipta.

al-Syarifain,Khadim al-Haramain.al-Qur’an dan Terjemahnya. Madinah:

Mujamma‟ al-Malik Fahd li Thiba‟at al-Mush-haf asy Syarif, t.t.

Arifin,M. 1997. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan

Sekolah dan Keluarga.Cet. III. Jakarta: Bulan Bintang.

Anas,Malik bin,1997. al-Muwaththa’.Jilid II.Cet III. Cairo: Dar al Hadist. Ammarah,Mustafa Muhammad.1963. Jawahir al-Bukhori Wa Syarhu al-

Qasthahany. Mesir: Maktabah Tijariyyah Kubro‟.

Aziz,Saleh Abdul dan Abdul Aziz Majid. 1982.al-Tabiyah wa al-Tawauq al- Tadris. Mesir: Dar al-Ma‟arif.

Sinar Trafika.1992. UU Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta: Radar Jaya. Pribadi,Sikun.1987. Mutiara-Mutiara Pendidikan. Jakarta: Erlangga. Ismail,Syuhudi.1994. Hadis Nabi Yang Tekstual dan Kontekstual Tela’ah Ma’ani

Hadis Tentang Ajaran Islam Yang Universal, Temporal dan Lokal. Cet. I. Jakarta: Bulan Bintang.

Daradjat,Zakiah.1996. Ilmu Pendidikan Islam. Cet. III. Jakarta: Bina Aksara.